IMAMal-Ghazali pernah memberi nasihat kepada murid beliau tentang apa yang paling dekat, paling jauh, paling berat, paling besar, paling ringan, dan paling tajam. Jika kita renungkan, nasehat tersebut adalah nasihat yang sangat sarat makna. Kuacibukan sekadar kuaci, filosofi dan banyak manfaatnya, berwarna hitam dan bentuknya kecil, namun jika disisil isinya berwarna putih agamaislam menurut Imam Al-Ghazali, Adapun tujuan spesifik penelitian ini adalah murid-muridnya Al-Ghazali merupakan salah satu tokoh Muslim yang pemikirannya (yakni diajarkan kepada orang lain)" (terj. Al-Baqir, 1996: 20). Selanjutnya, Fat-al-Mushily pernah berkata, "Bukanlah seorang penderita AA A. Imam Syafi'i (150-204 Hijriyah) nama aslinya Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i . Namun, kita biasa memanggilnya Imam Syafi'i . Beliau mendapat julukan Nashih Al-Hadits (pembela Sunnah Nabi). Berikut lanjutan biografinya sebagaimana disampaikan Syeikh Ahmad Al-Misri (Dai asal Mesir) saat kajian di Masjid Raya Al-Ittihad Tebet, Jakarta Imamal-Juwayni sendiri, Imam al-Ghazali, dan Fakhruddin al-Razi adalah di antara tokoh-tokoh besar Asy'ariyyah penulis ushul fiqh. Ada pula penulis yang tidak menunjukkan kejelasan afiliasi teologis, tetapi menulis dengan pola mutakallimin, seperti Imam Abu Ishaq al-Syirazi. (Imam al-Syirazi dikenal sebagai pengikut Syafi'i yang non-Asy SesungguhnyaKami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS. 33:72) (Al Ahzab 72). AlGhazali berpandangan bahwa kaum sufi dapat menyaksikan hal-hal yang tidak dapat dicapai oleh para ilmuan dan filosot. Para sufi menyaksikan sesuatu melaui nur yang dipancarkan tuhan kepada orang yang dikehendakinya. Nur itu adalah kunci ma'rifah. Ma'rifah yang sebenarnya menurut al-Ghazali, didapatkan melalui nur yang dipancarkan tuhan Ketikabanyak perselisihan antara filsuf dan teolog, rasionalis dan tradisionalis, serta mistik dan ortodoks, Imam Al-Ghazali mencoba menjembatani perpecahan ini lewat karyanya, Ihya Ulum al-Din atau The Revival of the Religious Sciences. Sepanjang hidupnya, Imam Al-Ghazali menulis lebih dari 70 buku tentang sains, tasawuf, dan penalaran Islam. h3dK.